Ads 468x60px

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sunday, August 7, 2011

Berkah Dari 2 kg Perak

Bahwa waktu terbaik, hal terbaik dan semua kejadian-kejadian yang menimpa kita, titik balik kehidupan kita, hanya Alloh SWT semata yang tau kapan datangnya. Ia yang tau ukurannya, takarannya. Bahwasannya sering kita mengeluhkan kondisi kita. Kenapa bisnis tak kunjung maju, kenapa bisnis kita mandek, segini segini saja, karir kita mentok… Dsb dsb
Tetaplah berusaha, karena saat nya kebahagiaan, keberhasilan, pasti akan tiba, kalau tetap berusaha. Dan akan pas pada waktunya. Itu pelajaran yang saya dapat dari hasil ngobrol dengan pasangan yang saya temui di toko Irfan di Gems Center Rawabening.

Pertama kali kenal mereka, saat bpk Faisyal dirawat di rumah sakit. Secara tidak sengaja jadi mengenal keluarga ini lebih dekat. Beberapa kali menemui mereka di tokonya, terlihat jelas bahwa pasangan suami istri ini saling bahu membahu menjalankan usaha perdagangan perhiasan dari perak ini.
Saya tidak memfokuskan pada usaha mereka saat ini, tapi kapan mereka memulainya. Awalnya, bapak Faisyal mengawali usahanya dari menyepuh perak di pasar Rawabening, sebelum saat ini menjadi Gems Center, yang dapat mudah terlihat dari stasiun Jatinegara. Kemudian beliau menikah, setelah lama menekuni bidang sepuh menyepuh perak, mulailah beliau tertarik untuk berdagang, disamping sebagai penyepuh perak yang tetap beliau tekuni, dijuallah perhiasan mas kawin pernikahan mereka, dibelikanlah perhiasan perak, dan dipajang di petak tempat beliau menyepuh peraknya.
Ternyata laku! Mulailah mereka berdagang. Sampai akhirnya, pada tahun 2008, berbekal uang Rp. 800.000 dibelilah 2kg perak murni dan berkah luar biasa dari Alloh SWT, harga perak melonjak tinggi dari Rp. 400.000 per kg sampai mampu menembus angka Rp. 1.500.000 per kg. Perputaran usahanya sangat cepat, hanya dalam hitungan waktu 2 bulan puncak krisis.
Dari sinilah titik balik kehidupan pasangan ini. Beliau bercerita “Kalau tidak dengan ijinNya, nggak mungkin saya seperti sekarang, Ipung boleh pake logika, dari modal Rp. 800.000,- saya bisa mengantongi cash 200juta! Dari uang itu saya beli tanah, beli lapak, sisanya seratus juta saya pakai modal dagang perhiasan perak.”
Jangan sepelekan takdir dari yang kuasa. “Kapanpun Ia berkehendak, kita tidak akan bisa mengelaknya. Sepanjang kita istiqomah berbisnis dengan sabar, Alloh akan memberi jalan. “Kita tidak bisa memprediksi, menuntut, mengeluhkan, mengharapkan saat itu datang, tapi kalau Ia sudah berkehendak, maka semua akan diluar logika kita” Jadi episode jalan-jalan kali ini, saya lebih banyak mendengarkan saja, memperhatikan mata beliau berkaca-kaca menceritakan kisah hidupnya.
Istri beliau, menimpali. “Ipung, ingat modal hidup satu ini. Jujur! Kalau sampai salah satu dari pasangan tidak jujur, hancur semua urusan, bisa bangkrut bisnis kami. itu banyak terbukti di sini, usaha yang tadinya maju, karena selingkuh, kacau semua” (kata si ibu dengan logat Padang kentalnya, sangat berapi-api.

“Apalagi usaha dagang seperti kami, jujur itu jadi modal yang wajib dimiliki, kami menimbang perak, berapapun kami tulis, sesuai timbangan” sekarang si bapak yang menimpali. Pandangan saya bergantian beralih, ke suami kemudian ke istri, ganti berganti.
“Ibu, cucu sehat?” Kata saya menanyakan kabar cucu mereka. Karena beberapa bulan sebelumnya, sewaktu saya mampir dari belanja bahan kalung untuk azka, anak saya yang lagi suka belajar meronce, si ibu tak terlihat. Ternyata lg menunggui cucu yang akan lahir.
“Sehat, Alhamdulillaah. Tiga bulan saja uni nggak kesini, berantakan semua, kalau nggak ada uni, semua nggak beres, itu stok nggak jelas, berantakan pembukuan” kata istri p Faisyal. Saya nggak bisa menahan untuk tidak nyengir.

Pak Faisyal tersenyum simpul. Masih kami mengobrol, ada supplier mereka menagih. Kemudian bapak Faisyal spontan mengambil uang di brangkas. Dan kontan, si ibu melotot kepada suaminya. “Uda ini bagaimana, baru aja kemarin dikasih” sambil berbisik. “Kasian lah si usu ini, nanti ada lagi uang datang” kata suaminya. Saya hanya tersenyum geli melihat pemandangan di depan saya.
Akhirnya dari uang Rp. 4 juta yang diambil si bapak diserahkan hanya separuhnya saja. Itulah fungsi saling mendukung dalam bisnis mereka, tarik ulur, kontrol, pertimbangan, sejalan dengan teori manajemen ala sekolahan. Dan satu lagi pelajaran berharga hari ini. Kapanpun moment sebagai titik balik hidup seseorang, tidak akan ada yang tau. Manfaatkan semua peluang yang ada di depan mata, istiqomah berusaha, tetap yakin dan sabar, pasti saat terbaik akan ditetapkan Alloh untuk kita, dalam hal apapun.
Cerita ini ditulis di kereta commuter line jurusan Tanah Abang Depok, sembari menghitung stasiun, tak kunjung sampai, sementara dari BBM suami, Indonesia-Turkmenistan sudah 3-0 hasil arahan Boaz yang luar biasa.. Go Gonzales Go!!!!! (Ketinggalan deh nontonnya)

0 comments:

Post a Comment