Ads 468x60px

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday, December 27, 2011

Dibalik glamornya tas tas mahal

Berkunjung ke salah satu butik tas bermerek seperti H****s, membuat ingin menelan ludah. Bagaimana tidak. Ketika diberitahu harga-harganya, bukan bayangin ngeteng tas itu, yang terbayang malah mobil dan rumah. Harga tas setara harga mobil atau rumah siih.
“Ini berbahan dasar bayi croco, terbuat dari 2 bayi croco dengan treatment sangat spesial” . Kata si empunya butik sambil menunjuk ke tas H****s warna hijau. Dalam hati berujar. Aduuuh malang nian nasib bayi crocodile itu.
“Yang warna pink ini harganya Rp. 500juta.” Lanjutnya lagi berpindah ke tas bermerek sama warna pink. “Kalau ini terbuat dari beberapa ekor burung unta. Yang diambil hanya kulit bagian perutnya. Lebih halus” katanya. Kebayang itu burung unta menangis meraung-raung sewaktu dipotong.

“Jadi croco kecilnya sengaja dipiara untuk jadi tas mbak?” Tanya saya.
“Iya, diurus dengan perlakuan khusus, dipakein kelambu, biar tidak digigit nyamuk, jadi kulitnya mulus” kata si ibu. Garuk garuk kepala membayangkan si little croco dipakein kelambu.
“Bagaimana caranya mba” tanya saya yang memang awam di bisnis ini.
“Dipasung” jawab si ibu. Wow wow wow… Tas mahal ini bikin perut saya mual.
Jahat juga ya manusia.
Kalau yang ini, (kata penjualnya sambil menjelaskan deretan tas merek Gucci, Louis Viton, Prada dll sederetan merek tas terkenal) murah, dibawah Rp. 5 juta.
Serasa ada di dunia mana, bukan di Indonesia, namun dari penjelasan si empunya toko, peminat tas H****s malah lebih dominan, padahal dari segi harga bernilai ratusan juta.
“Pelanggan kami exclusive, jadi tidak akan ketahuan, siapa-siapa yang membeli di tempat kami.” Kata si empunya butik.
“Bukannya seharusnya bangga bu, bisa beli tas mahal yang asli? “Kata saya.
“Ow nggak dong mba, kalau mereka bisa beli di butiknya langsung lebih bergengsi, makanya pelanggan kami dirahasiakan. Menyangkut masalah gengsi” jawab yang punya butik.
Oooooooo dalam hati bergumam, karena baru mengenal rimba per tas mahal an. Tas tas mahal ini bisa diperjual belikan. Penurunan harga 20 sd 30 persen tak membuat penggemar tas ini mengkeret kehilangan ratusan juta, anggaplah sebagai social cost yang mereka tanggung untuk menikmati image keglamoran mereka. Biaya sosial untuk berada di kalangan atas.
Mereka bisa cairkan uang kapan saja, sebosan mereka. Seperlu mereka. Bisnis yang unik, tapi toh si empunya butik sudah menjalaninya sejak 11 tahun lalu. Peluang bisa datang kapan dimana dan dari apapun, asal kita jeli memanfaatkannya.

0 comments:

Post a Comment